Dialektika Filsafat Pendidikan Muhammadiyah & NU


Salah satu organisasi sosial keagamaan terbesar dan terpenting yang ada di Indonesia adalah Muhammadiyah yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330H bertepatan dengan tanggal 18 November 1912M di Yogyakarta. Muhammadiyah didirikan dengan tujuan “menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.

Jauh sebelum Muhammadiyah resmi berdiri pada tahun 1912 KH. Ahmad Dahlan telah merintis pendidikan modern yang  memadukan (sintesis) antara pendidikan Barat yang hanya mengajarkan   “ ilmu-ilmu umum” dan pendidikan Islam yang hanya mengajarkan “ilmu-ilmu agama”.  Gagasan pembaharuan Muhammadiyah di dalamnya sudah termasuk gagasan pembaharuan di bidang pendidikan. KH. Dahlan melihat adanya problematika obyektif yang dihadapi oleh pribumi yaitu terjadinya keterbelakangan pendidikan yang akut karena adanya dualisme model pendidikan yang masing-masing memiliki akar dan kepribadian yang saling bertolak belakang. Di lain pihak, pendidikan Islam yang berpusat di pesantren mengalami kemunduran  karena terisolasi dari perkembangan pengetahuan dan perkembangan masyarakat modern, di pihak lain sekolah model Barat bersifat sekuler dan a-nasional mengancam kehidupan batin para pemuda pribumi karena dijauhkan dari agama dan budaya negerinya.

Dalam sejarah perkembangan kehidupan manusia, pendidikan telah menjadi semacam teknologi yang memproduksi manusia masa depan paling efektif. Dari fenomena perkembangan yang terakhir, memberikan petunjuk bahwa pendidikan bukan saja menjadi alat suatu lembaga atau suatu era dalam berbagai proyeksi berbagai macam tujuan mereka, pendidikan bahkan telah menjadi kebutuhan manusia sendiri secara masal, karenanya pendidikan yang diterima oleh manusia hendaknya pendidikan yang seimbang antara pendidikan lahir dan batin, antara pendidikan dunia dan akhirat, sehingga manusia dalam memperoleh pendidikan tersebut memiliki keseimbangan dalam mengelola kehidupannya untuk dapat mencapai tujuan yang ideal yakni “fi al-dunya hasanatan wa fi al-akhirati hasanatan”. Tujuan ideal inilah yang digagas oleh KH. Ahmad Dahlan dalam hal perjuangan dibidang pendidikan yang menjadi warna pendidikan Muhammadiyah.

Gagasan pembaharuan di bidang pendidikan yang menghilangkan dikotomi pendidikan umum dan pendidikan agama pada hakikatnya merupakan terobosan besar dan sangat fundamental karena dengan itu Muhammadiyah ingin menyajikan pendidikan yang utuh, pendidikan yang seimbang yakni pendidikan yang dapat melahirkan manusia utuh dan seimbang kepribadiannya, tidak terbelah menjadi manusia yang berilmu umum saja atau berilmu agama saja.

Namun, jika diukur dengan pemikiran sekarang, agaknya pemikiran KH. Ahmad Dahlan ketika mendirikan sekolah Muhammadiyah, tidaklah amat canggih. Karena inisiatifnya untuk mensintesakan pendidikan Umum/Barat dan pendidikan Islam merupakan representasi epistema masyarakat pada zamannya, namun tidak semua orang mampu untuk merepresentasikan keadaan zamannya, dan analisis KH. Ahmad Dahlan cukup signifikan dalam merepresentasikan keadaan zamannya dan membuat sebuah terobosan untuk melakukan sintesa antara pendidikan Barat dan Pendidikan Islam.Sentral pemikirannya adalah pendidikan agama dalam arti keimanan dan amal shalih terutama peribadatan khas. Dalam hal keimanan ia melihat banyak khurafat, dalam peribadatan banyak bid'ah. Gejala ini merupakan hasil identifikasinya sesuai konteks Islam saat itu, dan ini pula yang dijadikan perhatian utama dalam dakwah yang dilakukannya. Pertemuan Dahlan dengan Rasyid Ridha merupakan pendorong utama baginya untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah.

Disini perlu ditegaskan bahwa agama yang diajarkan KH. Ahmad Dahlan adalah agama yang steril dari khurafat dan bid'ah. Pembaharuan pendidikan yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan ialah:

Pertama, Melaksanakan pendidikan agama di sekolah umum, hal ini dikarenakan sekolah pemerintah saat itu menggunakan sistem sekolah sekuler (Belanda tidak memperbolehkan pelajaran agama di sekolah umum). Persoalan ini sekarang sudah selesai di sekolah-sekolah Indonesia.

Kedua, Memberikan pendidikan umum di sekolah agama. Konsep ini merupakan akibat dari pemikiran pertama di atas.

Hal ini menunjukkan pemikiran KH. Ahmad Dahlan yang sangat berani  sekali keluar dari mainstream mayoritas pada zamannya dan merupakan dasar filsafat pendidikan Muhammadiyah.

Saat ini, konteks yang dihadapi tidaklah sama dengan dulu karena saat ini sudah dihadapkan pada tuntutan global. Tuntutan budaya global itu berciri antara lain perlunya pemikiran dan sikap untuk menghadapi budaya global, penguasaan bahasa global, penanaman daya saing, dan diperlukan kemampuan minimal satu bidang pekerjaan yang kompetitif agar ummat Islam mampu beradaptasi dan bersaing dalam konteks budaya global tanpa kehilangan jati dirinya. Kini sebagai organisasi Islam pembaharu dapatkah filsafat pendidikan Muhammadiyah beradaptasi dengan konteks kekinian, kemudian bagaimana dengan lembaga-lembaga pendidikan selain Muhammadiyah seperti organisasi Islam NU yang dikategorisasi sebagai organisasi Islam tradisional.

Di sisi lain, pembaharuan yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan pun mendapat kelanjutan dari tokoh NU yaitu: KH. Wachid Hasyim yang memasukkan kurikulum pendidikan Umum kedalam kurikulum pesantren dan demikian juga sebaliknya ketika beliau menjabat sebagai Mentri Agama era Orde Baru.

Hal ini menandakan bahwa para tokoh Islam baik Muhammadiyah maupun NU senyatanya sama sekali tidak bersikap kolot dan kaku terlebih bersikap egoistis dalam menyikapi perubahan dan tantangan zaman, tetapi mampu mengadaptasikan diri dengan perkembangan zaman sehingga secara kualitatif pendidikan Islam tidak kalah saing dan mampu mengadaptasikan diri dengan pendidikan Umum yang banyak berkonsentrasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang senantiasa berkembang demikian pesatnya. Akhirnya, penulis berharap semoga tulisan sederhana ini dapat dijadikan salah satu bahan refleksi yang bermanfaat bagi kita semua sebagai pewaris pergerakan dalam zaman yang selalu bergerak, Amien.

Comments

Popular posts from this blog

Lirik Lagu Roro Jonggrang

Riwayat Mbah Pungkur Ngawen-Blora

Lirik Pepeling