Kesadaran Dan Keberpihakan

Kehadiran bahasa tidak akan bisa objektif, selama, selama bahasa dipergunakan untuk memberikan kemenangan dan bertujuan pada kepentingan tertentu. Keterpurukan bahasa media dan dominasi kepentingan untuk memperkaya sekelompok elit, terasa meresahkan kehiidupan, bahkan keberadaan media dapat mengancam generasi negara, selama pewacanaan mengalami keterpurukan yang hina.

Hendaklah, media belajar ulang untuk menampilkan wacana yang tidak memihak kepentingan elit semata. Kalau dikaji ulang bahwa keterpihakan media menjadi modal utama yang menopang dan mendorong generasi negara mengalami penjajahan secara ideologis.

Lapisan masyarakat yang dapat menyadari keterpihakan wacana media adalah pemerhati yang memiliki nasionalisme kepada negara, sehingga modal kesadaran yang dimilikinya dan adanya dukungan nasionalisme masyarakat, dapat memberikan peluang atas kebebasan dari penjajahan informasi yang merajalela.

Ketika keterpihakan media dapat diasumsikan sebagai pelanggaran kode etik media, karena bahasa tampilan media tidak bisa objektif dan mengganggu kepentingan umum, maka media yang selalu mengulang-ulang keterpihakan sudah sepantasnya, segera dinonaktifkan.

Kepedulian rasa nasionalisme warga negara dan selalu meningkatkan kesadaran memahami media menjadi modal dalam membangun kemajuan kehidupan negara. Sudah sepantasnya, keterpihakan bahasa sirna dari muka bumi ini, karena keterpihaan sebagai pelopor dari penghancuran ruang kesadaran masyarakat dan merugikan kepentingan menuju amanat kenegaraan.

Comments

Popular posts from this blog

Lirik Lagu Roro Jonggrang

Riwayat Mbah Pungkur Ngawen-Blora

Lirik Pepeling